Menikmati makanan di warung tenda memang sudah biasa.
Nah bagaimana dengan menyantap makanan yang dihidangkan dari sebuah mobil besar
atau sejenis truck. Ya, food truck
jadi tren menyantap makanan yang mulai diminati kaum urban. Makanan yang
disajikanpun juga tidak bisa dikatakan sederhana. Sebut saja pastry, Indonesian food, Korean food, berbagai
olahan kopi Indonesia, hingga makanan Meksiko.
Di Amerika sendiri food truck sudah lama berkembang dan semakin mudah ditemukan di
jalanan. Konsep yang diusung para pelaku usaha food truck juga terkesan unik. Sebuah mobil besar yang dimodifikasi
menjadi sebuah dapur kecil berisi kompor, pendingin makanan, rak dapur dan meja
untuk menyajikan makanan. Mobil dihias menyesuaikan tema yang dipilih. Selain
penyajian makanan yang cepat peralatan dapur yang dibawa juga terbatas
disesuaikan dengan dapur yang ada.
Tak jauh dari mobil, kursi dan meja-meja tertata rapi
disediakan khusus bagi pengunjung yang menikmati makanan di tempat. Bila
menyukai keramaian tak ada salahnya menikmati makanan di tempat yang telah disediakan.
Food truck bisa menjadi pilihan
mencari suasana berbeda selain restoran maupun cafe. Tidak menutup kemungkinan
untuk melakukan aktivitas bercengkrama bersama teman atau sekedar mencari
inspirasi dalam ruangan terbuka.
Food truck juga mengusung konsep harga yang
lebih murah dibandingkan harga di restoran. Food
truck ibarat restoran yang berjalan namun dengan harga yang lebih
terjangkau yaitu sekitar Rp 20-40 ribu. Menunyapun tak bisa dikatakan sederhana
dengan variasi makanan yang istimewa. Ada nasi biryani dari India milik
Amerigo, Taco dan burrito milik Loco Mama. Konsep makanan mengikuti jejak asal
usul makanan tersebut berasal namun tetap menyesuaikan dengan lidah Indonesia.
Maraknya media sosial sebagai media promosi tak luput
jadi sasaran pemilik food truck.
Pihak pengelola seringkali meng up date
tempat dimana mereka stand by sehingga
pelanggan bisa langsung datang. Selain itu food
truck tak segan untuk mendatangi tempat-tempat yang sedang ramai
dikunjungi.
Food truck sendiri mengandlkan konsep keliling
sehingga tak ada tempat menetap layaknya restoran. Pengolahan makananpun juga
kerap dilakukan di dalam mobil. Dibandingkan dengan pedagang kaki lima yang
mengandalkan gerobak, tingkat kebersihan food
truck memang lebih terjaga. Namun itu juga tidak mudah. Food truck tetap harus dibersihkan
setiap saat karena konsepnya yang berada di luar ruangan sehingga mudah kotor. Seperti
kendaraan juga harus dicuci setiap hari.
Menulusuri jejak sejarahnya, food truck telah ada sejak tahun 1800an oleh penggembala sapi di
Texas. Pada saat itu para penggembala sapi melakukan perjalanan panjang menuju
Meksiko yang berlangsung hingga berminggu-minggu lamanya. Selama perjalanan, makanan
begitu susah ditemukan. Seorang penggembala bernama Charles Goodnight akhirnya memodifikasi
kereta kudanya menjadi ‘kitchen on
wheels’. Makanan yang disajikanpun cukup sederhana sejenis kopi, biscuit,
daging yang diawetkan dan kacang.
Tahun 1872, Walter
Scott juga mengubah kereta kudanya menjadi restoran berjalan di depan
kantor media cetak di Providence, Rhode Island. Scott menjual sandwich, kopi dan pie untuk para jurnalis yang bekerja lembur. Di Indonesia sendiri food truck baru berkembang sejak tahun
2013 yang mengadopsi food truck di
Amerika dan berlangsung hingga saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar