Menjelang Hari Raya Idul Fitri, bahan pangan seperti
daging kian banyak diburu. Mengingat hidangan menyambut Idul Fitri seperti
rendang, semur daging dan gulai tak pernah absen di meja makan. Beberapa
penjual daging seringkali memanfaatkan keadaan ini untuk mencari keuntungan.
Kenyataan ini membuat kita harus pintar untuk
memilih daging segar dan berkualitas. Selain itu, untuk menghasilkan hidangan
yang lezat tentu dibutuhkan juga bahan pangan dengan kualitas baik. Tidak
teliti dalam memilih, bisa saja kita mendapat daging yang kurang baik. Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih daging segar dan
berkualitas.
·
Warna
Warna daging sangat berpengaruh
terhadap tingkat kesegaran daging sapi. Umumnya daging segar berwarna merah
cerah. Semakin terang warna merahnya, daging semakin segar. Namun, Anda bisa
curiga bila warna merah daging tampak tidak alami.
Tak jarang beberapa penjual bahkan
memproses daging dengan bahan karbon monoksida untuk mempertahankan kualitas
warna. Namun, bila daging berwarna merah kecokelatan juga masih layak untuk
dikonsumsi.
Perubahan warna ini disebabkan karena
proses oksidasi antara oksigen di udara dan mioglobin (pigmen/zat warna merah)
dalam daging menjadi metmioglobin (pigmen kecokelatan). Biasanya keadaan ini
terjadi saat daging terpapar udara selama ± 5 jam.
·
Bau
Mencium aroma daging adalah cara
termudah untuk mengetahui tingkat kesegaran daging. Daging segar memiliki bau
khas “daging”. Hindari membeli daging dengan aroma busuk meskipun warnanya
merah cerah. Karena daging sudah tidak segar atau mengandung ammonia.
Berbeda dengan daging kemasan, saat
dibuka sedikit menimbulkan bau apek. Hal ini wajar karena dalam proses
pengepakan daging mengalami proses oksidasi. Pastikan juga tanggal kadaluarsa
pada kemasan masih layak untuk dikonsumsi.
·
Tekstur
Daging segar teksturnya sedikit
keras atau kenyal dan ketika ditekan bisa kembali ke bentuk semula. Sebaliknya,
daging tidak segar ditandai dengan tekstur lembek dan saat ditekan tidak
kembali ke bentuk semula. Daging ini juga mengalami penurunan kualitas protein.
Namun, ada beberapa jenis daging
yang lamban untuk kembali ke bentuk semula. Seperti pada bagian daging sapi
yang berlemak yaitu rib-eye atau daging
sapi yang memiliki sedikit jaringan ikat seperti tenderloin. Daging jenis ini bukan berarti berkualitas buruk. Agar
lebih mudah sebaiknya pilih daging tanpa lemak.
·
Potongan Daging
Perhatikan juga potongan daging sapi.
Penjual yang peduli terhadap kualitas dagingnya akan memotong daging dengan
ukuran dan ketebalan yang hampir sama.
Potongan daging juga berpengaruh
terhadap cita rasa masakan. Secara umum potongan daging dibagi menjadi dua
kategori yakni prime cut dan secondary cut.
Menurut Syamsudin, staf ahli
pemotongan daging sapi, The Cook Shop, Jakarta, daging dengan potongan prime
cut memiliki kualitas lebih baik. Prime cut berasal dari bagian sapi yang
kurang aktif bergerak, seperti bagian atas atau punggung sapi (has dalam atau
has luar).
Pada bagian ini otot sapi tidak
digunakan untuk bekerja, sehingga tekstur yang dihasilkan lebih lunak dan tidak
berlemak. Biasanya bagian ini dimanfaatkan untuk jenis masakan yang tidak butuh
proses lama saat memasak.
Secondary cut berasal dari bagian
sapi yang banyak digunakan untuk bekerja sehingga ototnya lebih kencang,
seperti bagian betis atau paha. Daging bagian ini cenderung lebih alot dan
berlemak. Biasanya digunakan untuk jenis masakan dalam waktu lama saat memasak
seperti rendang, dendeng dan abon.
0 komentar:
Posting Komentar