Apa jadinya bila Anda
menemukan jenis minuman “es teh panas”. Mustahil minuman dingin dan panas bisa
dinikmati dalam satu waktu sekaligus. Yup dengan teknik molecular gastronomy
sensasi es teh panas bisa dinikmati secara langsung. Bahkan cara minumnya harus
pas ditengah agar lidah kiri merasakan es teh dan lidah kanan teh panas.
Sensasi yang sangat luar biasa.
Molecular gastronomy
merupakan cabang ilmu yang memadukan reaksi fisikokimiawi dengan teknik memasak
populer. Teknik memasak populer ini mulai banyak mendapat perhatian, selain
membutuhkan keahlian khusus molecular gastronomy mampu menciptakan hidangan
yang tak biasa.
Satu-satunya restoran
yang menghidangkan menu molecular gastronomy adalah Namaaz Dining yang terletak
di jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Adrian Ishak selain pemilik Namaaz juga
satu-satunya chef yang menekuni bidang molecular gastronomi di Indonesia.
Menariknya ide kreatif chef Adrian mempopulerkan teknik molecular gastronomy berasal
dari makanan tradisional Indonesia. Pertemuan yang sangat menarik antara makanan
Indonesia dengan teknik molecular moderen.
Sebut saja tumis oncom
yang disajikan layaknya tanaman dalam pot. Tanah merah kecokelatan sebagai
oncom dan tanamannya adalah kemangi. Didalamnya terdapat tahu dan sambal yang
rasanya berlapis-lapis. Selain itu, ada sebuah daftar menu yang terbuat dari
nanas yang siap disantap. Main course
luar biasa berupa ikan woku dalam balutan paha ayam dengan rasa pedas yang
memuaskan. Untuk hidangan dessert
nya, Namaz menyajikan sabun berikut busanya berupa kue dari walnut dan cokelat
putih. It’s so unique
Disamping prosesnya
menu molecular gastronomy membutuhkan bahan dan peralatan yang tak mudah,
bahkan harus diimpor langsung dari Amerika. Menu moleculer gastronomy yang
mengandalkan multi-sensory eating
experience memang luar biasa,
sebanding dengan harga yang harus dibayarkan untuk menikmati 17 menu molecular
gastronomi. Tak heran jika 1 orang harus merogoh kocek senilai Rp 920.000 untuk
menyantap satu set menu molecular gastronomy lengkap dari appetizer sampai dessert
nya.
Molecular gastronomy
muncul akibat kegagalan seorang fisikawan Prancis, Harve This dalam membuat kue
souffle. Kegagalan tersebut menyadarkannya bahwa memasak sama dengan sains. Dengan
persiapan, metode serta perhitungan yang tepat tidak akan merusak bahan makanan
dan gizi termasuk dalam mempertahankan rasa. Bersama rekannya Nicholas Kurti seorang
fisikawan Royal Society, di tahun 1992 dua sejoli ini memperkenalkan molecular
gastronomy.
Munculnya moleculer
gastronomy mendapat perhatian khusus. Penggunaan reaksi kimia sering
diibaratkan sebagai zat yang berbahaya, hingga keamanan makanan dengan tehnik molecular
gastronomy dipertanyakan. Namun Ronald Prasanto, chef yang mendalami molecular
gastronomy pada kopi menjelaskan. Pada dasarnya semua makanan yang kita makan
berasal dari unsur kimia. Namun nama yang digunakan lebih umum. Contohnya air
putih yang memiliki rumus kimia H2O. “Teknik tersebut aman. Unsur kimia yang
digunakan memastikan segala sesuatunya tepat, lebih aman karena lebih presisi”
Kata Ronald Prasanto.
Ronal Prasanto
melakukan pendekatan molecular gastronomy pada kopi dengan menyajikan kopi
ekspresso dalam bentuk hidangan makanan. Espresso diracik dengan sodium
alginate dan calcic hingga membetuk jelly. Siapa sangka jika hidangan tersebut
adalah espresso.
Dalam prosesnya ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu unsur
kimia yang masuk kedalam tubuh memiliki
batas maksimum. Oleh karena itu makanan yang dihasilkanpun tak boleh
berlebihan. Jangan terkejut jika menu yang disajikan memiliki porsi kecil.
0 komentar:
Posting Komentar