Saya pernah bertanya kepada
seorang teman yang telah memiliki anak, apa yang membuatnya bangga saat melihat
si kecil.
Diapun menjawab “Celoteh polos mereka saat berbicara,
bermain dan saat menyaksikan mereka yang
mulai pintar mengaplikasikan apa yang telah kami ajarkan. Seperti menghafal doa mau makan, mau tidur dan hafal Al Fatihah”.
Ya, menyaksikan anak-anak tumbuh
sehat, lincah dan cerdas jadi kebanggaan tersendiri bagi setiap ibu. Tak hanya ibu orang-orang sekitar akan tersenyum
bangga melihatnya dan seringkali berakata “Duh pintarnya”.
Peran serta ibu dalam
memberikan dukungan optimal dari segi nutrisi dan edukasi menjadi kunci utama
terbentuknya anak sehat dan cerdas. Dengan harapan kedepan anak bisa menjadi
calon pemimpin masa depan. Berawal dari mampu menjadi pemimpin untuk diri
sendiri kemudian menjadi pemimpin untuk banyak orang.
Nutrisi
Saya percaya bahwa nutrisi
yang tepat dapat membentuk anak berprestasi dan menjadi pemimpin di masa depan.
Nutirisi diperlukan untuk perkembangan otak yang sangat signifikan. Oleh karena
itu untuk mendukung pertumbuhan otak pada masa keemasan dibutuhkan asupan
nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral termasuk
omega 3 dan 6 serta kandungan gizi lainnya. Ketika nutrisi tubuh terpenuhi akan mempengaruhi pertumbuhan secara keseluruhan termasuk kesehatan dan imunitas yang bisa
mendukung kapasitas anak menjadi seorang pemimpin.
Saya mengerti sekarang mengapa
waktu kecil dulu ibu selalu menyuruh saya dan adik untuk makan ikan, sayuran
dan buah. Dulu saya termasuk anak yang susah makan sayur. Tapi dalam keluarga
kami sayuran merupakan menu wajib, jadi mau tidak mau saya harus makan sayuran.
Ajeng salah satu teman saya
juga telah memperkenalkan makanan bergizi untuk si kecil Balqis sejak dini.
Termasuk sayuran dengan berbagai cara pengolahan. Beberapa waktu lalu Balqis
susah makan sayur, namun dia selalu menyiapkan menu sayur bening saat makan.
Makan bersama keluarga mengajarkan Balqis untuk ikut makan sayuran juga.
Selain itu membentuk pola makan pada anak bisa dimulai sejak dalam
kandungan. Ibu harus membiasakan diri untuk makan makanan yang banyak
mengandung nutrisi termasuk sayuran. Menurut penelitian kebiasaan ini akan
membantu dalam mengenalkan dan melatih konsumsi sayur dan buah. Asupan nutrisi
tersebut akan masuk kedalam tubuh bayi yang bisa mendeteksi rasa melalui cairan ketuban. Dari
situlah akan timbul jejak abadi pada selera makan anak.
Edukasi
Disamping nutrisi, edukasi
merupakan peran penting lainnya untuk membentuk anak menjadi seorang pemimpin.
Dapat dikatakan bahwa nutrisi dan edukasi diharapkan bisa berjalan beriringan.
Salah satu pendukung edukasi yang tak kalah penting adalah lingkungan. Dimana
si kecil tumbuh disitulah dia akan berinteraksi membentuk karakter dan
kepribadiannya.
Stimulasi anak
Pada dasarnya jiwa
kepemimpinan bisa dibentuk sejak usia dini. Jiwa kepemimpinan bisa dilakukan
dengan menstimulasi anak misalnya dengan permainan edukatif yang merangsang
kemampuan otaknya untuk melakukan tindakan cerdas. Pemberian pujian saat dia
berhasil melakukan sesuatu juga bisa membentuk rasa percaya dirinya didepan
banyak orang.
Betapa bangganya keluarga
kami saat menyaksikan Abi, keponakan saya bernyanyi didepan keluarga besar saat
acara buka bersama di rumah pakde. Saat selesai bernyanyi kami semua memberikan
tepuk tangan sebagai pujian karena keberaniannya. Kini dia telah berani tampil
bernyanyi didepan teman-temannya.
Stimulasi wajib dilakukan
sejak dalam kandungan untuk membantu hubungan attachment antara ibu dan anak. Janin dalam kandungan sudah bisa
merasakan apa yang terjadi di luar kandungan. Misalnya dengan cara mengajaknya
berbicara dan mendengarkan musik.
Memberikan nilai positif
Seorang teman pernah
mengatakan bahwa anak adalah mentor kehidupan baginya. Oleh karena itu dia
berusaha menjadi ibu terbaik bagi anak-anak dengan memberikan nilai-nilai
positif dalam kehidupan. Baginya seorang pemimpin adalah bisa memberikan energi
postif untuk orang-orang disekitarnya.
Memberikan nilai-nilai positif
tentu saja tidak mudah bahkan dibutuhkan kesabaran. Seiring dengan bertambahnya
usia, anak akan bertanya mengapa harus begini, mengapa aku harus begitu. Untuk
itu hal-hal positif perlu diimbangi dengan pengertian sederhana seiring dengan
bertambahnya usia anak.
Mengenalkan Sang Pencipta
Anak-anak harus mengenal
sang pencipta. Harapan kedepan ketika dia kelak menjadi pemimpin bisa mengambil
keputusan berdasar pada aturan dan larangan-Nya. Itu juga yang dilakukan teman
saya Febri yang memiliki anak bernama Azka (3th), Azra (2th) dan Asfa (1th).
Baginya yang paling utama adalah mengenal sang pencipta. “Kami ingin yang
mereka lakukan adalah karena mereka seorang muslim. Seperti solat karena
Allah”. Meskipun terkadang harus diberikan iming-iming hadiah. Tapi dia sering
menekankan kepada anak-anaknya jika masuk surga mereka bisa mendapatkan apapun.
Menjadi orang tua khusunya ibu
tidaklah mudah. Untuk itu kita harus berusaha menjadi yang lebih baik sebagai
contoh real panutan anak-anak. Sayapun menyadari harus menjadi pribadi yang
lebih baik agar kedepan bisa melahirkan generasi penerus-penerus bangsa yang
berbakat dan bisa menjadi pemimpin di kemudian hari.