Senin, 21 Oktober 2013

DUKUNGAN OPTIMAL MEMBENTUK CALON PEMIMPIN MASA DEPAN

Saya pernah bertanya kepada seorang teman yang telah memiliki anak, apa yang membuatnya bangga saat melihat si kecil.
Diapun menjawab “Celoteh polos mereka saat berbicara, bermain dan saat menyaksikan mereka yang mulai pintar mengaplikasikan apa yang telah kami ajarkan. Seperti menghafal doa mau makan, mau tidur dan hafal Al Fatihah”.
Ya, menyaksikan anak-anak tumbuh sehat, lincah dan cerdas jadi kebanggaan tersendiri bagi setiap ibu. Tak hanya ibu orang-orang sekitar akan tersenyum bangga melihatnya dan seringkali berakata “Duh pintarnya”.
Peran serta ibu dalam memberikan dukungan optimal dari segi nutrisi dan edukasi menjadi kunci utama terbentuknya anak sehat dan cerdas. Dengan harapan kedepan anak bisa menjadi calon pemimpin masa depan. Berawal dari mampu menjadi pemimpin untuk diri sendiri kemudian menjadi pemimpin untuk banyak orang.

Nutrisi
Saya percaya bahwa nutrisi yang tepat dapat membentuk anak berprestasi dan menjadi pemimpin di masa depan. Nutirisi diperlukan untuk perkembangan otak yang sangat signifikan. Oleh karena itu untuk mendukung pertumbuhan otak pada masa keemasan dibutuhkan asupan nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral termasuk omega 3 dan 6 serta kandungan gizi lainnya. Ketika nutrisi tubuh terpenuhi akan mempengaruhi pertumbuhan secara keseluruhan termasuk kesehatan dan imunitas yang bisa mendukung kapasitas anak menjadi seorang pemimpin.
Saya mengerti sekarang mengapa waktu kecil dulu ibu selalu menyuruh saya dan adik untuk makan ikan, sayuran dan buah. Dulu saya termasuk anak yang susah makan sayur. Tapi dalam keluarga kami sayuran merupakan menu wajib, jadi mau tidak mau saya harus makan sayuran. 
Ajeng salah satu teman saya juga telah memperkenalkan makanan bergizi untuk si kecil Balqis sejak dini. Termasuk sayuran dengan berbagai cara pengolahan. Beberapa waktu lalu Balqis susah makan sayur, namun dia selalu menyiapkan menu sayur bening saat makan. Makan bersama keluarga mengajarkan Balqis untuk ikut makan sayuran juga.



Selain itu membentuk pola makan pada anak bisa dimulai sejak dalam kandungan. Ibu harus membiasakan diri untuk makan makanan yang banyak mengandung nutrisi termasuk sayuran. Menurut penelitian kebiasaan ini akan membantu dalam mengenalkan dan melatih konsumsi sayur dan buah. Asupan nutrisi tersebut akan masuk kedalam tubuh bayi yang bisa  mendeteksi rasa melalui cairan ketuban. Dari situlah akan timbul jejak abadi pada selera makan anak. 

Edukasi
Disamping nutrisi, edukasi merupakan peran penting lainnya untuk membentuk anak menjadi seorang pemimpin. Dapat dikatakan bahwa nutrisi dan edukasi diharapkan bisa berjalan beriringan. Salah satu pendukung edukasi yang tak kalah penting adalah lingkungan. Dimana si kecil tumbuh disitulah dia akan berinteraksi membentuk karakter dan kepribadiannya.

Stimulasi anak
Pada dasarnya jiwa kepemimpinan bisa dibentuk sejak usia dini. Jiwa kepemimpinan bisa dilakukan dengan menstimulasi anak misalnya dengan permainan edukatif yang merangsang kemampuan otaknya untuk melakukan tindakan cerdas. Pemberian pujian saat dia berhasil melakukan sesuatu juga bisa membentuk rasa percaya dirinya didepan banyak orang.
Betapa bangganya keluarga kami saat menyaksikan Abi, keponakan saya bernyanyi didepan keluarga besar saat acara buka bersama di rumah pakde. Saat selesai bernyanyi kami semua memberikan tepuk tangan sebagai pujian karena keberaniannya. Kini dia telah berani tampil bernyanyi didepan teman-temannya.
Stimulasi wajib dilakukan sejak dalam kandungan untuk membantu hubungan attachment antara ibu dan anak. Janin dalam kandungan sudah bisa merasakan apa yang terjadi di luar kandungan. Misalnya dengan cara mengajaknya berbicara dan mendengarkan musik.

Memberikan nilai positif
Seorang teman pernah mengatakan bahwa anak adalah mentor kehidupan baginya. Oleh karena itu dia berusaha menjadi ibu terbaik bagi anak-anak dengan memberikan nilai-nilai positif dalam kehidupan. Baginya seorang pemimpin adalah bisa memberikan energi postif untuk orang-orang disekitarnya.
Memberikan nilai-nilai positif tentu saja tidak mudah bahkan dibutuhkan kesabaran. Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan bertanya mengapa harus begini, mengapa aku harus begitu. Untuk itu hal-hal positif perlu diimbangi dengan pengertian sederhana seiring dengan bertambahnya usia anak.

Mengenalkan Sang Pencipta
Anak-anak harus mengenal sang pencipta. Harapan kedepan ketika dia kelak menjadi pemimpin bisa mengambil keputusan berdasar pada aturan dan larangan-Nya. Itu juga yang dilakukan teman saya Febri yang memiliki anak bernama Azka (3th), Azra (2th) dan Asfa (1th). Baginya yang paling utama adalah mengenal sang pencipta. “Kami ingin yang mereka lakukan adalah karena mereka seorang muslim. Seperti solat karena Allah”. Meskipun terkadang harus diberikan iming-iming hadiah. Tapi dia sering menekankan kepada anak-anaknya jika masuk surga mereka bisa mendapatkan apapun.
Menjadi orang tua khusunya ibu tidaklah mudah. Untuk itu kita harus berusaha menjadi yang lebih baik sebagai contoh real panutan anak-anak. Sayapun menyadari harus menjadi pribadi yang lebih baik agar kedepan bisa melahirkan generasi penerus-penerus bangsa yang berbakat dan bisa menjadi pemimpin di kemudian hari.



















Tulisan ini diikutkan dalam #LombaBlogNUB

0 komentar: