Saya memang bukan pecinta kopi, tapi
bisa digolongkan sebagai pengikut penikmat kopi. Bukan kopi hitam layaknya
penggila kopi, tapi kopi “cepat saji” dengan campuran creamer dan susu meski tanpa gula. Kalau menurut penggemar kopi
sejati itu bukan lagi minum kopi tapi lebih tepat dikatakan minum kopi susu.
Menelisik lebih dalam tentang
rahasia biji kopi membuat kita paham mengapa begitu banyak kedai kopi yang kian
bermunculan di Indonesia. Dari segi produksi kopi Indonesia juga tidak bisa
dianggap sebelah mata hingga bisa menempati urutan ketiga terbesar di dunia
setelah Brasil dan Kolombia. Berkah Indonesia dengan kondisi iklim vulkanis dan
letak geografis yang cocok untuk pertumbuhan biji kopi.
Negara Brasil bisa dikatakan kapasitas
produksi kopinya lebih besar. Bisa dibayangkan karena hampir seluruh perkebunan
kopi di sana dikuasai oleh negara sehingga proses penanaman dilakukan secara
bersamaan. Beda lagi di Indonesia, salah satunya di tanah Gayo, tanah sekitar
100.000 ha tersebut semuanya adalah kebun kopi rakyat.
Bila dibandingkan, biji kopi
Indonesia punya kualitas yang lebih baik dibanding negara lain. Menurut
Kementrian Perdagangan (Kemendag) mengatakan bahwa kopi Indonesia punya rasa
khusus bahkan kopi di berbagai daerah punya rasa yang berbeda-beda dan khas. Pemberian
label nama kopi juga disesuaikan daerah kopi tersebut ditanam seperti Gayo,
Toraja Roroan Barra, dan Java Raung Bondowoso.
Cita Rasa Kopi Gayo
Kopi gayo berasal dari Dataran
Tinggi Gayo dan telah dikembangkan sejak tahun 1908 di tiga kabupaten yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah serta Gayo lues.
Tepatnya berada di tengah pegunungan Aceh yang membujur dari bagian utara ke
tenggara sepanjang bukit barisan ujung Pulau Sumatera.
Hampir sebagian besar penduduk Gayo
berprofesi sebagai petani kopi dengan lahan perkebunan milik sendiri. Kopi
jenis arabica banyak dikembangkan di tanah Gayo. Di sini kopi gayo dikenal
ramah lingkungan disebut juga sebagai kopi hijau karena proses penanam kopi
dilakukan secara organik tanpa bahan kimia.
Cita rasa kopi gayo dinilai jadi salah
satu yang terbaik di dunia. Keistimewaan kopi gayo punya cita rasa yang
bervariasi dan sangat khas. Letak tanah, kontur tanah, musim, kadar air,
serapan sinar matahari dan perawatan kopi mempengaruhi kualitas kopi gayo.
Sifat biji kopi memang mudah
menyerap aroma. Biasanya, beberapa biji kopi yang ditanam secara berdampingan
dengan tanaman lain punya cita rasa yang berbeda . Atau saat proses penyimpanan
yang diletakkan bersama.
Apapun jenis kopinya mulai dari
proses penanaman, penyortiran hingga penyimpanan akan berpengaruh terhadap rasa
kopi. Perkembangan kopi gayo hingga kini banyak jadi incaran beberapa negara
seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Inggris dan Belanda.
Kopi Liberika
Di Indonesia, nama kopi liberika
memang tidak setenar kopi robusta dan arabica. Kopi jenis ini sesuai dengan
namanya berasal dari wilayah Liberica, Afrika Barat, masuk ke Indonesia pada abad
ke-19 ketika kopi arabica terserang hama tanaman. Saat ini kopi liberica banyak
ditanam di daerah Jambi dan Bengkulu.
Perbedaannya kopi liberika memiliki
tanaman yang lebih besar sekitar 9 meter dari robusta dan arabica. Biji kopinya
juga lebih besar bahkan bisa mencapai dua kali lipat dari robusta. Tidak heran
bila masyarakat menyebutnya dengan kopi nangka karena bijinya besar. Daun
tanaman kopi ini memiliki kafein yang lebih banyak daripada biji kopinya.
Kopi liberika belum banyak
dikembangkan di Indonesia karena belum banyak masyarakat yang mengenal kopi
liberika. Padahal kopi liberika juga mampu meningkatkan kulitas ekspor salah
satunya dari segi harga yang dinilai lebih baik daripada robusta.
Kopi Luwak
Kopi luwak berasal dari kopi robusta
atau arabika yang dimakan oleh luwak. Hewan ini akan menelan kopi yang masih
dalam bentuk buah kemudian memrosesnya dengan enzim dalam perutnya. Biji buah
kopi kemudian terbuang bersama kotorannya. Biji inilah yang kemudian dinamakan
kopi luwak.
Selain karena enzim pada perut luwak
yang membuat kopi luwak nikmat, luwak mencari kopi yang 90 persen matang untuk
dimakan. Luwak mengandalkan daya penciumannya yang tajam untuk mengetahui buah
kopi matang atau tidak. Biasanya luwak akan mencari kopi saat malam hari.
Dalam satu pohon luwak hanya akan
makan 1-2 buah saja. Dengan begitu kopi yang diambil luwak adalah kopi matang
yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan rasa kopi yang
dihasilkan.
0 komentar:
Posting Komentar