Semakin bertambahnya usia, si kecil mulai pintar
pilih-pilih makanan. Oleh karena itu, ibu sebaiknya memperkenalkan makanan
sehat sejak dini. Hal ini bisa dimulai saat mereka mulai mengenal Makanan
Pendamping ASI. Anak akan mudah mengingat dan terbiasa dengan rasa makanan yang
diberikan semasa kecil. Harapannya ketika masuk usia pertumbuhan, anak dapat
mengkonsumsi berbagai jenis bahan makanan.
Pada masa pertumbuhan, anak sangat membutuhkan asupan
makanan yang kaya akan zat gizi. Asupa zat gizi tersebut sangat bermanfaat untuk
perkembangan fisik dan motoriknya. Pertumbuhan yang baik ternyata tidak hanya
terjadi pada tumbuh kembang fisik tapi juga pada organ-organ yang ada di
dalamnya.
Selain membantu mengoptimalkan jaringan tubuh, asupan zat
gizi tersebut juga dapat menjaga sistem imun agar si kecil tidak mudah sakit. Menurut
Angka kecukupan Gizi (AKG), anak usia 1-3 tahun membutuhkan 1.000 kalori per
hari. Sedangkan anak berusia 4-6 tahun membutuhkan asupan 1.550 kalori setiap
harinya.
Dengan memberikan nutrisi yang baik tentunya dapat mencegah
terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas yang saat ini banyak diderita
anak-anak. Penyebabnya, karena anak tidak makan secara teratur dan mendapat gizi
yang seimbang. Obesitas dapat berdampak panjang terhadap terjadinya pemicu berbagai
macam penyakit seperti jantung, hipertensi dan stroke ketika mereka beranjak
dewasa kelak.
Oleh karena itu, penting untuk mengajak anak makan makanan
sehat. Ibu bisa mulai mengajarkan mereka makan bersama keluarga. Sebaiknya, matikan
televisi saat makan agar perhatian si kecil tidak teralihkan. Biasakan agar
keluarga mengkonsumsi makanan sehat. Anak akan melihat secara langsung makanan
apa yang dikonsumsi oleh orang tuanya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Illinois
tahun 2011 mengatakan, bahwa anak yang makan bersama keluarga selama lima kali
seminggu akan makan lebih banyak sayur dan buah. Selain itu resiko menderita kekurangan
zat gizi juga lebih kecil.
Ibu juga dapat mengajak si kecil untuk membuat makanannya
sendiri. Dengan begitu anak akan termotivasi dan mau makan makanannya sendiri. Mereka
akan semakin senang ketika bisa bermain dan berkreasi di dapur. Biarkan mereka
mengeksplorasi makanannya sendiri. Kemudian hidangkan makanan tersebut menggunakan
tempat makan yang lucu agar menarik perhatiannya. Biasanya anak-anak akan
senang dengan warna cerah dan lucu.
Ketika si kecil mulai senang menggambar, anda bisa mengenalkan
berbagai jenis bahan makanan melalui buku bacaan bergambar. Sambil bermain
bersama, sesekali selipkan beberapa manfaat dari sayuran dan buah. Untuk
menarik perhatian si kecil anda dapat memanfaatkan cetakan berbentuk binatang.
Anak-anak memang sangat gemar jajan sebaiknya berikan
camilan berupa buah, jus atau smoothie. Ibu juga harus memperhatian jadwal pemberian
makan si kecil. Karena ketika waktu makan mendekati waktu ngemil, anak akan
mudah menolak makan. Misalnya anak makan pagi pukul 07.00, Ibu bisa memberikan
camilan pukul 10.00. Jadi ketika makan siang tiba si kecil sudah merasa lapar. Rata-rata
makanan ringan seperti ciky hanya mengandung energi. Sehingga anak akan cepat
kenyang setelah ngemil.
Memberikan makanan sehat kepada anak memang tidak mudah. Terkadang
beberapa ibu merasa kesulitan menghadapi anak yang mulai menolak makanannya. Menghadapi
anak pada fase tutup mulut memang dibutuhkan kesabaran ekstra. Semakin
dipaksakan, anak akan semakin menolak makan.
Menurut seorang ahli nutrisi anak, Ellyn Satter RD penulis Child of Mine : Feeding with Love and Good
Sense mengatakan, bahwa kunci untuk membuat anak makan hidangan sehat
adalah tidak memaksanya. Anak perlu ditawarkan 15 sampai 20 jenis menu yang
sama sebelum menikmatinya dan selalu sabar ketika orang tua baru gagal empat
kali. Sebuah penelitian juga membuktikan bahwa anak akan menerima makanan
setelah terekspos selama 10-15 kali.