Siapa sih yang nggak tertarik untuk menurunkan berat badan
dalam waktu singkat? Konsep ini nih yang menggiring banyak orang untuk
melakukan diet, salah satunya adalah diet mayo. Diet mayo yang lagi berkembang
di Indonesia mampu menurunkan berat badan 6-8 kg dalam jangka waktu 12-14 hari.
Prinsipnya dengan menu makanan tanpa garam. Karena makanan yang mengandung
garam disinyalir dapat meningkatkan berat badan. Is that true? Yuk kenali lebih dalam tentang diet mayo sebelum dilakukan.
Pernah nggak mengalami penurunan atau kenaikan berat badan
dalam hitungan jam? Pada dasarnya garam mengikat air di dalam tubuh. Oleh
karena itu saat mengkonsumsi makanan asin atau sodium dapat meningkatkan
retensi air di dalam tubuh. Sehingga berat badan dapat berubah secara instan.
Ketika tidak ada konsumsi sodium yang masuk maka cairan atau air akan keluar
dari dalam tubuh karena tidak ada sodium yang bersifat mengikat air.
Sebenarnya tubuh kita membutuhkan garam dalam batas
tertentu. Menurut National Academy of Science di Amerika Serikat mengkonsumsi
garam tidak lebih dari 2400 mg sehari. Jadi bukan dengan cara dihilangkan
karena garam adalah jenis elektrolit dan juga dibutuhkan untuk tubuh salah
satunya berfungsi untuk syaraf.
Ada juga nih yang bilang kalau diet mayo juga tidak
mengkonsumsi karbohidrat. Menurut Jansen Ongko, Msc, RD seorang ahli gizi
“Dalam 1 gr glikogen akan mengikat air sekitar 3 ml dalam tubuh. Sehingga
ketika mengurangi karbohidrat maka berat badan akan turun karena rendahnya
cadangan glikogen”. Jadi nggak ada salahnya mengkonsumsi nasi dan yang membuat
berat badan meningkat itu adalah over
calory atau kelebihan asupan.
Nah sebenarnya diet mayo yang berkembang disini namanya
diambil dari Diet Mayo Clinic. Diet Mayo Clinic memiliki fase yang berbeda
dibandingkan diet mayo pada umumnya. Diet Mayo Clinic diawali dua minggu fase “lose
it” atau “turunkan berat badan” sehingga berat badan berkurang. Dalam jangka
waktu tersebut pelaku harus melakukan 5 kebiasaan baik seperti sarapan, makan
buah atau sayur lebih banyak. Kemudian menghilangkan 5 kebiasaan buruk seperti membatasi
gula dan mengubah camilan asin dengan buah. Serta mengadopsi 5 kebiasaan sehat
lain saperti berolahraga.
Fase kedua yaitu “Live it” atau “lanjutkan” pada fase ini
pelaku diet setidaknya sudah mampu melakukan kebiasaan sehat pada fase
sebelumnya. Sehingga pelaku diet hanya perlu melakukan kebiasaan sehatnya
sambil menentukan berat badan ideal dan menambah aktivitas fisik.
Jadi sebelum memilih diet yang baik untuk tubuh ada baiknya
untuk mengenali lebih dalam tentang diet yang akan dilakukan. Mulai dari mana
asalnya, siapa yang merekomendasikan dan apakah ada efek-efek yang fantastis
yang terjadi. Diet dengan menurunkan berat badan secara drastis dalam satu
bulan jangan lantas segera dilakukan. Bisa jadi itu berbahaya.
Ketika berat badan turun secara cepat akan terjadi rebound yang justru nanti naiknya akan
lebih besar dibandingkan sebelumnya. Diet yang baik itu penurunan berat
badannya secara bertahap. Penurunan berat badan normalnya adalah 3-5% dari
berat badan per bulan.