Selasa, 16 September 2014

WONDERFUL INDONESIA : MENAPAK JEJAK DI PULAU MISOOL RAJA AMPAT


www.indonesia.travel

Once a year go someplace you’ve never been before” – Dalai Lama –

Ungkapan tersebut seolah membawa saya untuk terus bermimpi menjelajah negeri ini. Hingga suatu saat nanti dapat menjejakkan kaki pada setiap tempat yang belum pernah saya kunjungi. Sebut saja salah satunya menjelajah Raja Ampat yang terletak di Ujung Timur Indonesia. Gaungnya saja telah terdengar hingga ke seluruh penjuru dunia. Ah ingin rasanya menyesap seluruh titik keindahan alam Raja Ampat sebagai saksi bahwa inilah salah satu kekayaan Indonesia.

Kepuluan Raja Empat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau Batanta. Raja Ampat dikenal sebagai rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan serta 700 jenis ikan moluska. Bayangkan sebuah perpustakan hidup dari koleksi terumbu karang serta biota laut paling beragam di dunia. Setidaknya ada lebih dari 40 spot tersebar di Raja Ampat yang bisa kita kunjungi. 

Tak mudah memang menyusuri Raja Ampat di Provinsi Papua Barat dengan luas wilayah mencapai 46.108 kilometer persegi dan 80 persen diantaranya berupa lautan. Panjang pantainya 4.860 kilometer. Namun, hanya dihuni sekitar 60.000 jiwa di 35 pulau dari 610 pulau yang ada. Penduduknya tersebar ke 98 desa dan 17 distrik. Sedangkan penduduk lokalnya terdiri atas 10 suku bermata pencaharian utama sebagai nelayan.

Saya percaya bahwa setiap pulau di Bumi Cendrawasih ini memiliki karakteristik view point tersendiri untuk ditelusuri. Seperti Pulau Wayag yang sudah menjadi primadona di Kepulauan Raja Ampat. Namun, pilihan saya akan jatuh pada Pulau Misool. Keindahan Pulau Misool yang berada jauh di selatan Kepulauan Raja Ampat tak bisa begitu saja saya abaikan. Ya, biasanya pulau yang menjadi primadona kerap kali dikunjungi wisatawan. Oleh karena itu mencari ketenangan dibalik lautan menawan di Pulau Misool akan menjadi pilihan menarik.   

Kegiatan berenang, berjemur, scuba diving atau kayaking, atau sekedar duduk santai di tepi pantai menghabiskan waktu pastinya akan jadi kegiatan yang paling menyenangkan. Airnya yang bersih dan bening membuat saya tak sabar untuk berenang sambil mendengar kicauan burung terbang. Atau sekedar mengelilingi pulau karst yang saling berdekatan dan meliuk-liuk di lautan. Bila perlu saya ingin mengunjungi daerah Kabui untuk menyaksikan gua berstalagtit dengan kuburan didalamnya yang masih terdapat tengkorak. Pastinya ini akan menjadi petualangan yang sangat berkesan.

Menurut catatan sejarah, Pulau Misool merupakan daratan yang menyatu dengan bagian kepala burung Pupua Barat. Kemudian secara perlahan-lahan terpisah akibat tektonik dan naiknya permukaan air laut. Siapa sangka bahwa hasilnya begitu menakjubkan dengan hamparan laut dipenuhi terumbu karang. Pulau karst saling mendominasi membentuk Pulau Misool.

Snorkeling dan diving menjadi kegiatan yang wajib saya lakukan untuk menyesap kehidupan bawah laut dan terumbu karang. Apalagi pulau ini berbatasan langsung dengan Laut Seram dan perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus dan gurita. Tak heran bila Misool dikenal sebagai kawasan misteri karena banyaknya hewan besar dan langka yang jarang ditemui di negara lain.

Sebagai jantung worldcoral triangle, lebih dari 70% jenis terumbu karang tersebar di Misool. Menurut data dari The Nature Conservancy Indonesia, dari seluruh terumbu karang di Raja Ampat sebanyak 553 jenis, 387 jenis diantaranya dapat ditemukan di Misool. Disini saya ingin melihat secara langsung air laut yang bening menyaksikan keindahan bawah laut dari atas kapal. Yakin! pasti menawan.

Tipe terumbu karang di Raja Ampat adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Sering pula ditemukannya tipe-tipe gosong atau taka dan tipe atol. Siapa yang tidak ingin menyelam dan bertemu dengan kesibukan ikan-ikan kecil berwarna-warni hilir mudik disekitar kita. Apalagi bisa bertemu dengan kuda laut kerdil, mantaray, wobbegong, ikan tuna, giant trevaliies, snapper dan barracuda. Ditambah lagi bisa berenang bersama penyu laut. Ibarat kata seperti sebuah keberuntungan.

Keindahan serta kekayaan alam Raja Ampat memang tak pernah habis untuk ditelusuri. Begitu pula decak kagum bagi siapapun yang menyaksikan secara langsung maupun tidak langsung. Beruntung masyarakat Misool sangat menjaga kekayaan negeri ini. Hingga akhirnya penerapan sisi diberlakukan masyarakat sebagai bentuk kearifan lokal. Sisi merupakan sebuah kegiatan konservasi secara tradisional yang telah ada sejak jaman nenek moyang sesuai dengan kesepakatan adat istiadat setempat.

Ketua adat melarang warganya untuk menangkap biota laut seperti lobster, lola, teripang dan batulaga. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai kesepakatan yang terjadi. Mulai dari membayar uang hingga pekerjaan fisik seperti mengangkut batu untuk membangun fasilitas umum. Misool Eco Resort, sebuah resort mewah juga turut berkontribusi dalam konservasi alam dengan melarang kegiatan memancing, menjaring ikan, perburuan hiu serta kegiatan lain yang berpotensi merusak lingkungan melalui kawasan No-Take Zone.

Satu tempat indah lagi yang ingin saya kunjungi dan membuat penasaran adalah adanya lukisan berbentuk tangan manusia, ikan dan lainnya atau disebut petroglyph. Sebuah lukisan cantik berwarna merah yang berusia sekitar 5.000 tahun. Letaknya yang sedikit tersembunyi di dalam labirin yang terbentuk dari laguna dan batuan karst membuat saya tertantang untuk menelusuri. Dari sana bisa berlanjut mengunjungi mata air dari gunung yang permukaannya sebesar mangkok. Menurut informasi yang saya dapat airnya dapat bertahan pada musim kemarau.

Dibalik keindahan alamnya, ternyata Misool masih menyisakan kesenian budaya yang tak banyak diketahui oleh wisatawan. Keseniannya berupa tarian seperti Setan Gemutu, Tari Wala dan Suling Tambur. Kesenian budaya ini menjadi daya tarik unik yang hanya ada di Misool. Pastinya liburan saya akan semakin menyenangkan dengan menyaksikan secara langsung kesenian budaya Misool dibalik keindahan alamnya.

Kesenian Setan Gemutu, identik dengan muka seram dengan seluruh tubuhnya dibalut dengan serabut gemutu. Atraksi ini dilakukan pada hari besar dan menyambut para tamu seperti bupati, gubernur yang datang dari luar. Sedangkan tari wala merupakan tarian Suku Masbat yang menceritakan sejarah Suku Masbat di Kepulauan Misool. Biasanya dilakukan pada hari besar Kristen dan penyambutan tamu penting. Untuk seruling tambur sendiri dilakukan pada saat penjemputan tamu. Si Laki-laki akan bertugas memukul tambur dan perempuan meniup seruling sambil bergoyang-goyang menuju tempat yang ditentukan.

Perjalanan menuju Raja Ampat memang tak bisa dikatakan mudah serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dari Jakarta, tempat terdekat yang dapat dijangkau oleh pesawat terbang adalah Bandara Domne Eduard Osok, Sorong. Penerbangan ditempuh selama 6 jam dengan transit di Makassar atau Manado. Dari bandara bisa menuju kawasan Raja Ampat selama 3 jam dengan kapal cepat. Untuk keliling pulau yang diinginkan dapat menyewa speedboat dengan harga 3,5 sampai 8 juta untuk kapasitas 10 orang. Tapi saya yakin harga yang dibayarkan tentunya akan setimpal dengan apa yang didapat saat menapak jejak di Raja Ampat.


0 komentar: