Aroma dan cita rasa green
tea seolah menambah variasi baru dari dunia kuliner yang kian banyak diburu
masyarakat. Ya, green tea atau teh
hijau saat ini memang banyak dimanfaatkan oleh pelaku kuliner sebagai pilihan rasa
baru. Tak hanya kue cubit namun saat ini sudah banyak olahan lain yang
memanfaatkan teh hijau sebagai campuran. Mulai dari cake green tea, ice green tea
hingga martabak green tea. Tak hanya
sebagai minuman yang hanya diseduh biasa, teh hijaupun kemudian berkembang sebagai
makanan dalam bentuk desert.
Teh hijau dikalim memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Inilah
salah satu daya tarik pelaku kuliner untuk berlomba-lomba menghadirkan cita
rasa beraroma green tea. Teh hijau
hanya salah satu dari berbagai jenis teh yang dimanfaatkan sebagai olahan
makanan. Teh hijau juga dianggap berbeda dengan lainnya. Namun, pada dasarnya bukan
berarti teh hijau memiliki khasiat yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
teh lain seperti teh hitam misalnya. Hanya saja proses pengolahan teh hijau
memang tidak melalui proses fermentasi. Sehingga teh hijau memiliki kandungan
antioksidan yang lebih tinggi dari teh lainnya.
Teh hijau sangat
popluer di Jepang dan China. Teh ini tidak mengalami fermentasi atau proses
oksidasi sehingga warnanya tetap bertahan atau tidak menghitam. Dimana pucuk
daun teh segar mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu tinggi. Selain
berpengaruh terhadap warna, proses fermentasi ini berpengaruh terhadap kadar
antioksidan pada teh. Teh yang mengalami fermentasi sempurna cenderung memiliki
antioksidan yang lebih rendah daripada teh yang tidak atau hanya terfermentasi
sebagaian. Proses fermentasi tadi yang menyebabkan perubahan struktur komponen
antioksidan pada teh.
Antioksidan pada
teh hijau mengandung senyawa polifenol organik tinggi sehingga dipercaya dapat
menurunkan koleterol dan mencegah menempelnya plak pada pembuluh darah. Senyawa
katekin yang terdapat pada teh hijau juga berperan penting dalam pencegahan
kanker. Teh hijau dapat membantu meningkatkan daya ingat karena kandungan amino
L-tianin yang terdapat di dalamnya. Selain itu teh hijau bermanfaat dalam
menstabilkan kadar gula, mencegah resiko jantung koroner serta mengencerkan
darah.
Menurut seorang
pakar teh Rana Somatri, menyebutkan bahwa cara terbaik menikmati teh adalah
dengan cara meminumnya tanpa campuran apapun termasuk teh hijau. Teh
berkualitas baik tidak memiliki rasa pahit saat diminum meski tanpa campuran
apapun. Kecuali bila salah seduh atau kualitas tehnya jelek. Meskipun teh hijau
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun konsumsi teh hijau tetap harus
diperhatikan. Idealnya minum teh hijau 2-3 gelas sehari.
Cara penyeduhan teh juga berbeda-beda tergantung dari
jenisnya. Cara menikmati teh hijau pun juga berbeda. Teh hijau diseduh dalam
suhu yang tidak terlalu panas dengan air bersuhu 70-80 derajat Celcius. Masyarakat
Indonesia umunya lebih banyak mengkonsumsi minuman teh hitam daripada teh
hijau. Harga teh hitam juga lebih murah dibanding teh hijau.
Hadirnya berbagai macam makanan berjenis green tea bisa menjadi bentuk perkenalan
cita rasa teh hijau yang belum banyak diminati masyarakat disamping teh hitam. Selama
ini masyarakat lebih familiar dengan teh hitam. Bahkan banyak orang mengenal teh
hijau dengan cita rasa pahit. Menurut Ratna, jenis serta asal daerah dimana teh
tersebut diambil juga mempengaruhi kualitas rasanya. Indonesia yang beriklim
tropis rasa tehnya cenderung sepet. Berbeda dengan cita rasa teh yang berasal
dari negara subtropis seperti Jepang, China dan Taiwan. Tren olahan makanan dengan
jenis teh hijau bisa menjadi pilihan menikmati teh sebagai dessert. Namun, tetap saja cara menikmati yang tepat adalah dengan
cara diminum.
0 komentar:
Posting Komentar